Nasi+Kecap

Nasi itu makanan pokok yang paling mudah berbaur. Mulai dari rendang, tahu, sayur asem, semur, rawon, perkedel, dan kerupuk. Semua lauk pauk mudah banget berinteraksi dengan nasi yang memang bersifat ramah, tidak sombong, baik hati, dan rajin membantu. Bahkan dengan kecap yang hanya berlatar belakang sebagai pelengkap saja, nasi bisa dengan cepat akrab seperti sudah lama kenal. 

Meskipun kecap sering kali dianggap tidak penting, pelengkap yang satu ini sangat pas bila disandingkan dengan nasi. Rasanya yang manis dan gurih, dapat membawa nasi menjadi sesuatu yang berbeda dari nasi yang dulu. Tidak hanya memberikan rasa baru kepada nasi, kecap juga telah mewarnai nasi. Hasil interaksi mereka menghasilkan suatu bentuk rasa, warna, dan kepribadian yang baru. 

Nasi yang dahulu hanyalah dirinya sendiri kini berubah total. Entah ke arah positif atau negatif? Semuanya bergantung pada tangan yang menakar dan lidah yang yang mengecap. Apakah kecapnya kebanyakan? Atau malah kurang? Mau ditambah? Atau udah pas nih?

Kalau keduanya sudah disatukan, akan sangat sulit untuk memisahkannya. Hanya ada satu cara, yaitu mencucinya. Pemisahan secara paksa ini akan berdampak buruk bagi kecap maupun nasi. Namun dampak terburuk akan dialami oleh kecap, ia akan terombang-ambing kemudian melarut bersama air. Kini identitasnya telah direnggut sepenuhnya oleh air. 

Kisah kecap dan nasi tidak akan pernah berakhir, pigmentasi kecap akan selalu menempel pada nasi. Peristiwa larutnya kecap hanyalah guncangan kecil bagi mereka. Kecap mungkin telah larut, menjauh, dan hilang dari nasi. Namun bagian diri kecap akan selalu ada pada nasi. Dia hanya pudar, tak sepenuhnya hilang.

*Iseng doang